TOMATOA / BUAYA

                Tomatoa atau dalam bahasa indonesia dikenal dengan nama buaya, merupakan salah satu hewan reptil yang hidup di dua alam atau biasa dikenal dengan hewan ampibi. Hampir disemua perairan sungai / salu hewan tomatoa ini ada. Hewan yang satu ini tergolong unik di karenakan di samping menakutkan hewan yang satu ini juga mempunyai banyak cerita baik mistik maupun mitosnya. Hampir Setiap suku di tanah sulawesi ini masing – masing mempunyai cerita tentang tomatoa ini, begitu pula di kepercayaan suku todakka.

tomatoa

Gambar : google.com

                Tomatoa di todakka termasuk salah satu hewan yang disakralkan karna kepercayaan sebagian todakka mengatakan bahwa tomatoa ini adalah saudara dari manusia itu sendiri, menurut cerita tomatoa ini adalah saudara seibu namun beda ayah dengan manusia, dikisahkan dari tutur lisan yang turun temurun di ceritakan bahwa pada jaman dahulu kala sewaktu orang pertama hadir di bumi ini yaitu adam dan hawa bersama tinggal dalam sebuah rumah, kala itu adam ingin bepergian jauh maka dia memohon ijin kepada istrinya dan berkata : “melonga dolo’ le’ba makarau masaepi kopong na mulingnga”. Yang artinya “ saya ingin bepergian jauh dulu mungkin saya lama baru pulang “. Berselang beberapa hari adam pun kembali sang istrinya merasa heran kenapa suaminya cepat pulang padahal ijinya lama baru pulang, namun sang istri enggan bertanya kepada suaminya, kehidupan normalpun berlangsung seperti biasanya hingga sang istri hamil. Kemudian adampun memohon ijin untuk pergi lagi. Beberapa hari kemudian adam kembali lagi dan istrinya heran kembali kenapa suaminya pulang lagi padahal ijin pamitnya lama. Kali ini sang istri tidak sanggup lagi menahan rasa penasaranya dan diapun langsung bertanya kepada suaminya “Ee muaneku apana muling boda mako namani pirangngallo di le’ba’mu?”, yang artinya “ wahai suamiku kenapa begitu cepat engkau pulang sedang kepergianmu belum lama? “. Suaminya pun heran terperanjak dengan pertanyaan sang istrinya dan menjawab “ apa te’e massutta ee namani polenga te’e na masaema le’ba kuso’ding na uddapa deeng muling-muling mae sapo wattu purakku le’ba” artinya “ wahai istriku apa maksut dari pertanyaan yang kau ucapkan saya baru pulang dan sudah lama saya pergi dan belum pernah pulang-pulang semenjak saya pergi” sang istri kembali berkata “nai palake mani-mani kosolong ke tannia iko?”, artinya “siapakah gerangan yang saya temani beberapa hari ini?. Keduanya pun heran dan bingung. Setelah itu mereka pun sadar bahwa yang selama ini yang datang dan hidup bersama istrinya itu adalah jin yang berwajah suaminya, apa hendak dikata nasi sudah berubah menjadi bubur. Sang istripun hamil dan merawat kandungannya karna tidak tega untuk membunuh bayi yang ada dalam rahimnya, untuk menenangkan hati keduanya sang suami berkata “ le’bama palake dolo’, purapako kiono mana mallainga muling indre sapo, kemulingnga tibemi tudio anu illolong tampu’mu.” artinya “lebih baik aku pergi dulu nanti sehabis melahirkan baru aku pulang kembali kerumah, setelah aku pulang buanglah apa yang ada didalam kandunganmu” sang istripun mengiyakan.

                Setelah cukup bulan sang istripun melahirkan namun apa yang terjadi ternyata yang dilahirkan bukanlah manusia seperti biasanya melainkan seekor hewan yang di beri nama tomatoa. Setelah melahirkan sang istripun merasa iba untuk membuang apa yang baru iya lahirkan dan dilain pihak iyapun sudah berjanji terhadap suaminya agar segera membuang apa yang dilahirkannya. Demi keamanan sang istri tidak membuang bayinya namun iya tetap memeliharanya namun bayi tersebut di sembunyikan diatas para/loteng sampai beberapa bulan lamanya. Hari terus berganti sang suami mulai curiga dengan sang istri dengan kelakuan yang mulai tidak seperti biasanya selalu menaikkan makanan ke atas para secara sembunyi-sembunyi. Sang istripun mulai merasa di curigai dan akhirnya dia harus mengambil keputusan untuk melepaskan anaknya ke alam bebas demi patuhnya terhadap suaminya, dan pada akhirnya sang ibu membawa tomatoa tersebut ke salu dan melepasnya.

                Itulah tadi salah satu dan sepenggal kisah tentang tomatoa yang diyakini oleh orang todakka bahwa tomatoa/ buaya adalah saudara manusia yang seibu namun beda ayah. Manusia biasa berayahkan adam sedangkan tomatoa berayahkan jin. Dari dasar inilah beberapa todakka tidak dimakan buaya begitupun sebaliknya todakka tidak boleh menggangu kehidupan buaya.

Tentang haassbbii

MEMBERI SEBANYAK BANYAKNYA BUKAN MENERIMA SEBANYAK BANYAKNYA
Pos ini dipublikasikan di Tak Berkategori. Tandai permalink.

3 Balasan ke TOMATOA / BUAYA

  1. Yunustio berkata:

    Mitos paling menarik bagi saya, oleh karena itu ingin tanya sedikit… Begini, saya memiliki kepala buaya putih sudah jadi posil… Nah kira kira adakah khasiatnya dari sisi mistik? Mohon penjelasan

Tinggalkan komentar